Mantan Gubernur Malut KH. Abdul Gani Kasuba Wafat

Klikdua, Ternate – Mantan Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba (AGK), menghembuskan napas terakhirnya pada usia 73 tahun pada jumat malam di RSUD Chasan̈ Boesoirie, Ternate sekitar pukul 20.00 WIT, setelah berjuang melawan komplikasi penyakit. Kabar ini menjadi duka bagi masyarakat Maluku Utara.

Lahir pada 21 Desember 1951 di Bibinoi, Halmahera Selatan, Abdul Gani Kasuba bukanlah politikus biasa. Ia memulai kariernya sebagai pendidik dan aktivis keagamaan, setelah menyelesaikan pendidikan di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi. Sekembalinya ke Indonesia, ia aktif dalam organisasi Islam dan menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku Utara pada periode 1994–1999.

Namun, gairahnya untuk membangun daerah membawanya ke politik. Tahun 2004, ia terpilih sebagai anggota DPR RI melalui Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Tak lama kemudian, ia dipercaya menjadi Wakil Gubernur Maluku Utara (2008–2013), mendampingi Thaib Armaiyn. Dari sana, kariernya terus menanjak hingga akhirnya menjadi Gubernur Maluku Utara selama dua periode, 2014–2019 dan 2019–2024.

Selama memimpin Maluku Utara, AGK menaruh perhatian besar pada sektor ekonomi, infrastruktur, dan pariwisata. Ia sering berbicara tentang potensi besar Maluku Utara sebagai kawasan industri berbasis sumber daya alam.

Beberapa kebijakan dan proyek yang dikenang antara lain:

Widi International Fishing Tournament – Inisiatif untuk memperkenalkan Maluku Utara sebagai surga wisata bahari, dengan potensi perikanan yang besar.

Investasi Smelter Nikel – Menarik minat investor asing, seperti Jinchun Group dari Tiongkok, yang membangun industri pengolahan nikel di Pulau Obi.

Pembangunan Infrastruktur – Meski banyak tantangan, ia menginisiasi pembangunan jalan, pelabuhan, dan fasilitas publik guna meningkatkan konektivitas antar kepulauan.

Namun, dalam realisasi program-program tersebut, banyak tantangan yang muncul, termasuk kritik terhadap pengelolaan anggaran dan transparansi pemerintahan.

Di tengah masa kepemimpinannya, AGK tersandung kasus dugaan korupsi proyek infrastruktur. Pada 18 Desember 2023, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkapnya atas dugaan penerimaan suap dalam pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintah Provinsi Maluku Utara.

Kasus ini menimbulkan perdebatan di masyarakat. Sebagian menilai bahwa penegakan hukum harus berjalan tanpa pandang bulu, sementara yang lain merasa bahwa kontribusi AGK bagi daerah seharusnya tidak diabaikan begitu saja.

Peristiwa ini juga mencerminkan tantangan dalam tata kelola pemerintahan daerah di Indonesia, di mana pembangunan sering kali berbenturan dengan kepentingan politik dan bisnis.

Dua pekan sebelum meninggal, kondisi AGK dilaporkan memburuk. Ia menderita komplikasi penyakit, termasuk gangguan jantung, hipertensi, infeksi THT, dan prostat. Yang lebih mengejutkan, ditemukan gumpalan nanah di kepalanya, yang semakin memperparah kondisi kesehatannya.

Setelah menjalani perawatan intensif di ICU RSUD Chasan Boesoirie, akhirnya pada Jumat malam, ia dinyatakan meninggal dunia.

Kepergian Abdul Gani Kasuba meninggalkan warisan kepemimpinan yang kompleks. Sebagai seorang ulama, ia dihormati karena kedekatannya dengan masyarakat. Sebagai pemimpin, ia membawa visi pembangunan yang ambisius, tetapi juga tidak lepas dari kontroversi.

Kini, Maluku Utara menghadapi pertanyaan besar, ke mana arah pembangunan daerah ini setelah AGK?

Dengan berbagai proyek industri yang telah berjalan, penting bagi pemimpin selanjutnya untuk memastikan bahwa pembangunan tetap berjalan berbasis kepentingan rakyat, bukan hanya investasi semata. Selain itu, transparansi dalam pemerintahan harus menjadi prioritas agar kasus serupa tidak terulang.

Sebagai seorang pemimpin, AGK mungkin telah pergi. Namun, jejaknya dalam sejarah Maluku Utara akan terus menjadi bahan diskusi dan refleksi bagi generasi mendatang.(red)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *