Klikdua, Ternate, – Nelayan tuna di Kelurahan Jambula tetap melaut meskipun hasil tangkapan mereka mengalami penurunan signifikan sejak dua minggu terakhir. Memasuki hari keenam Ramadan, sebagian nelayan hanya mampu memperoleh satu ekor tuna per hari, bahkan ada yang kembali dengan tangan kosong, Ternate (05/03/25)
Ardi, salah satu nelayan tuna di Jambula, mengungkapkan bahwa kondisi ini sudah berlangsung sejak sebelum Ramadan. Jika sebelumnya nelayan bisa mendapatkan sembilan hingga sepuluh ekor tuna per hari, kini hasil tangkapan jauh dari harapan.
“Sudah dua minggu ini sampai masuk bulan Ramadan, nelayan yang lain jika tidak memperoleh tuna mereka kembali ke ikan kecil jenis tongkol atau cakalang. Jika tuna yang makan, itu mungkin rezeki dari nelayan tersebut” ujar Ardi.
Jarak tempuh untuk menangkap ikan tuna juga menjadi tantangan tersendiri bagi para nelayan. Menurut Ardi, mereka harus berlayar hingga 32 kilometer ke tengah laut, dengan kebutuhan bahan bakar mencapai 50 liter per hari, tergantung jarak yang ditempuh. Selain itu, keberadaan paus orca yang sering masuk ke sekitar rompong turut mengganggu keberadaan tuna.
Ardi menjelaskan bahwa jenis ikan tuna yang biasa mereka tangkap meliputi Albakora, Tuna Mata Besar, dan Madidihang.
Terpisah, Ishak Abdjulu, seorang pengepul ikan tuna, juga merasakan dampak dari minimnya hasil tangkapan nelayan.
“Tentu ini tidak menjamin keuntungan baik bagi kami dan para nelayan. Jika perolehan ikan tuna per hari hanya lima sampai enam ekor untuk semua nelayan yang mendapatkan, meskipun kami selalu membantu mereka dengan menyediakan es batu gratis setiap hari, kami juga tidak bisa berharap lebih banyak karena semua ini tergantung rezeki kami masing-masing” kata Ishak.
Meskipun menghadapi berbagai kendala, keberadaan nelayan tuna tetap memberikan dampak positif bagi Kelurahan Jambula. Wilayah ini dikenal sebagai “Kampung Nelayan Maju” karena masyarakatnya mampu memanfaatkan sumber daya alam untuk mendukung perekonomian mereka.(opal)