TIDORE – Pemerintah Daerah Kota Tidore Kepulauan, melalui Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD), mulai melakukan tanggap darurat atas musibah banjir yang melanda Desa Trans Maidi, Kecamatan Oba Selatan.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Tidore, Muhammad Abubakar, mengatakan, banjir yang kerap melanda Desa Trans Maidi diakibatkan terjadinya luapan air yang keluar dari sungai Desa Hager menuju ke Trans Maidi.
Sungai tersebut belum pernah dilakukan normalisasi, sehingga pada saat curah hujan, airnya meluap dan masuk ke rumah warga.
Selain itu, di wilayah Trans Maidi juga masuk dalam lokasi rawan bencana, karena di area tersebut memiliki sedimentasi yang rendah, serta letak geografis Trans Maidi yang berada di bawah lereng gunung.
“Untuk sementara kami akan melakukan penggarukan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berada di Desa Hager, karena di sungai itulah merupakan titik awal dari adanya luapan air, dengan begitu rumah-rumah warga tidak lagi digenangi oleh air ketika musim hujan,” ungkap Muhammad Abubakar, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu, (26/6/24).
Mantan Kepala Bagian Umum Setda Kota Tidore ini menambahkan, untuk pembiayaan yang nantinya melakukan pekerjaan pada areal tersebut, menggunakan Dana Tak Terduga (DTT), sehingga nilainya hanya berkisar 120 Juta.
“Selain pekerjaan fisik yang kami lakukan, dalam waktu dekat juga akan kami koordinasikan dengan instansi terkait untuk dilakukan penyaluran bantuan kepada warga yang terdampak banjir,” tuturnya.
Olehnya itu, berdasarkan data yang dikantongi BPBD Kota Tikep saat ini, terdapat kurang lebih 84 Kepala Keluarga (KK), yang bermukim di Desa Trans Maidi. Dari 84 KK ini sudah disentuh bantuan pemulihan ekonomi dari Pemerintah Provinsi.
“Meskipun sudah ada bantuan dari Provinsi, namun kami dari Pemerintah Kota juga akan menyalurkan bantuan untuk mereka yang terdampak banjir, hanya saja soal bantuan ini kami masih menunggu kembalinya Walikota dari luar Daerah untuk dilakukan persetujuan,” cetusnya. (ute/FM)