“Kesejahteraan tidak akan tercipta jika manusia saling mengejar kepentingan individu.”
Ternate – Pancasila merupakan warisan terbaik yang masih dipertahankan sampai saat ini. Namun tidak semua orang mampu untuk memahami serta memaknai apa nilai yang terkandung di dalam setiap silanya.
Pancasila sebagai Pandangan hidup bangsa Indonesia merupakan buah karya dari para pendiri bangsa. Setiap nilai yang terkandung di dalam Pancasila akan menjadi acuan dalam membangun kehidupan bangsa Indonesia yang maju dan sejahtera sesuai dengan tujuan negara. Dalam mewujudkan tujuan tersebut kita sering lupa bahwa terdapat agenda penting yaitu membangun karakter bangsa “Nation and caracter building.” Prinsip- prinsip Pancasila sebagai bagian membentuk karakter bangsa harus ditekankan terutama dalam dunia pendidikan dan kehidupan sehari- hari.
Dalam diskursus Ideologi justru masyarakat dibingungkan dengan statement- statement yang mempertentangkan Pancasila dan Nilai- nilai yang terkandung di dalamnya. Pancasila menghadapi banyak persoalan dalam diskursus ideologi sehingga menimbulkan skeptisisme dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa. Pertentangan itu hadir justru menimbulkan penafsiran- penafsiran yang dangkal dan tidak lagi mengamalkan Pancasila.
Benar adanya dalam membentuk suatu kelompok tidak terlepas dari pertentangan pendapat dalam perumusan azas dan cita- cita bersama. Karena Ideologi secara umumnya adalah rasionalisasi kolektif, dimana adalah hasil dari rasionalisasi- rasionalisasi Individu. Tapi kita tidak harus selamanya terkungkung dalam diskursus semacam ini, karena bangsa tidak membutuhkan itu tapi justru melainkan adalah pemahaman dan implentasi yang membuat masyarakat itu merasakan bagian dari nilai- nilai Pancasila itu sendiri.
Terealisasinya suatu Ideologi adalah hal yang penting untuk dilakukan tanpa harus ditunda- tunda dan dinantikan oleh suatu bangsa. Bung Karno juga pernah mengatakan dalam melalui konsistensi perjuangannya; bahwa Ideologi tidak harus di pandang secara abstrak saja, melainkan harus terkiprah secara eksistensinya. Melalui penafsiran Imanen dan penafsiran Transdental ternyata penting keberadaan suatu ideologi dalam kehidupan Masyarakat sehari- hari.
Keadaan saat ini membuat kita meninjau kembali antara perbedaan bangsa Indonesia, dimana Pancasila menjadi spirit perjuangan Masyarakat.
Dalam arus pusaran globalisasi yang didominasi oleh generasi milenial penting kiranya menciptakan Jiwa Pancasila. Menurut teori William Straus dan Neil Howe, yang berumur antara 18- 36 tahun, generasi ini tergolong masuk pada usia produktif. Generasi yang akan memainkan peranan penting dalam kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itu yang mempunyai jiwa Pancasila akan dapat melalui kehidupan dengan mudah, dapat mengatasi segala permasalahan dengan prinsip hidup yang dipunyainya dan dapat menjadi manusia yang mempunyai peran dalam menciptakan kebaikan di dunia ini. Dan jiwa Pancasila tidak akan pernah menginginkan perpecahan karena perpecahan tidak sejalan dengan pemikiran yang dimiliki. Selalu ingin mengupayakan kebaikan untuk menciptakan kehidupan yang damai karena kedamaian akan menjadikan kehidupan berbangsa ini mudah mencapai tujuan yaitu menciptakan kesejahteraan bersama. Maka itu ditegaskan untuk memprioritaskan praktek Pancasila disetiap pemangku kebijakan negeri ini, demi terciptanya kebersamaan yang harmonis dalam bingkai keberagaman dan kesejahteraan Bangsa.
Penulis : Bung Asyadi S. Lajim